pertumbuhan penduduk indonesia
Pertumbuhan
Penduduk Indonesia
Perkembangan
penduduk terjadi disebabkan oleh pertambahan atau pengurangan jumlah penduduk
akibat adanya kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan
penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian merupakan faktor pertumbuhan alami,
adapun perpindahan penduduk merupakan faktor pertumbuhan non alami. Namun pertumbuhan penduduk berkaitan juga dengan tingkat pendidikan, penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup, dan kelapaaran.
A. Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat pendidikan
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia
dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari
tahun 1995 sampai 2000.
Selain
merupakan sasaran pembangunan, penduduk juga merupakan pelaku pembangunan. Maka
kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang laju pembangunan ekonomi.
Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk melalui
fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin
pertama.
Di
negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan
angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi
komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga
berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah
akan terus berkurang. Akibatnya, banyak negara yang sebelumnya mengarahkan
perhatian terhadap pendidikan universitas, secara diam-diam mengalihkan
sasarannya.
Helen
Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari masayakat buta
huruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan pendidikan dasar
telah memperluas jurang pemisah antara pria dan wanita. Hampir di mana-mana
pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum dan latihan-latihan teknis.
Mereka adalah orang-orang yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam
dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia ditekan secara tajam pada tingkat yang
terbawah.
Pertambahan
penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan
fasilitas pendidikan menghambat program persamaan/perimbangan antara laki-laki
dan wanita, pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan
miskin.
Pengaruh
daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya
yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga
dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat
perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan
dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang
banyak, lebih mempersulit masalah ini.
Pertambahan
penduduk yang cepat menghambat program-program perluasan pendidikan, juga
mengarah pada aptisme di dunia yang kesulitan untuk mengatasinya.
Tingkat
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang
dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I ayat 8).
Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai
persiapan untuk memasuki pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang
disebut pendidikan prasekolah. Pendidikan prasekolah belum termasuk jenjang
pendidikan formal, tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani
anak antara kehidupannya dalam keluarga dengan sekolah.
Tingkat
Pendidikan Dasar
Pendidikan
dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
menengah. Oleh karena itu pendidikan dasar menyediakan kesempatan bagi seluruh
warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bersifat dasar yang berbentuk
Sekolah Dasar (SD) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. UU RI No. 20 Tahun 2003
menyatakan dasar dan wajib belajar pada Pasal 6 Ayat 1 bahwa, “Setiap warga
negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Tingkat
Pendidikan Menengah
Pendidikan
menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, di selenggarakan di
SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat.
Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan
perluasan pendidikan dasar, dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.
Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan,
dan pendidikan menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan dan
pendidikan menengah keagamaan (UU No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 18 Ayat 1-3)
Tingkat
Pendidikan Tinggi
Pendidikan
tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian.
Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan tinggi melaksanakan misi
“Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia sebagai
kesatuan wilayah pendidikan nasional.
Pendidikan
tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa dan
kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional. Untuk itu dengan tujuan
kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif mengikuti
perkembangan kebudayaan yang terjadi di luar Indonesia untuk di ambil
manfaatnya bagi pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional. Untuk dapat
mencapai dan kebebasan akademik, melaksanakan misinya, pada lembaga pendidikan
tinggi berlaku kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan dan otonomi
dalam pengolaan lembaganya.
Satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi di sebut perguruan tinggi
yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan
universitas.
Akademi
merupakan perguruan tinggi yang menyelenggaran pendidikan terapan dalam suatu
cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian tertentu.
Politeknik
merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam
sejumlah bidang pengetahuan khusus.
Sekolah
tinggi ialah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik
dan/atau profesional dalam satu disiplin ilmu atau bidang tertentu.
Institut
ialah perguruan tinggi terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu yang
sejenis.
Universitas
ialah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalan sejumlah
disiplin ilmu tertentu.
Pendidikan
yang bersifat akademik dan pendidikan profesional memusatkan perhatian terutama
pada usaha penerusan, pelestarian, dan pengembangan peradaban, ilmu, dan
teknologi, sedangkan pendidikan yang bersifat profesional memusatkan perhatian
pada usaha peradaban serta penerapan ilmu dan teknologi. Dalam rangka
pengembangan diri, bangsa, dan negara.
Output
pendidikan tinggi diharapkan dapat mengisi kebutuhan yang beraneka ragam dalam
masyarakat. Dari segi peserta didik kenyataan menunjukkan bahwa minat dan bakat
mereka beraneka ragam. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka perguruan
tinggi di susun dalam multistrata. Suatu perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan gerakan satu strata atau lebih. Strata dimaksud terdiri dari
S0 (non strata) atau program diploma, lama belajarnya 2 tahun (D2) atau tiga
tahun (D3), juga program nongelar. S1 (program strata satu), lama belajarnya
empat tahun, dengan gelar sarjana, S2 (Program strata dua) atau program pasca
sarjana, lama belajarnya dua tahun sesudah S1, dengan gelar magister, S3
(program strata tiga atau program doctor), lama belajarnya tiga tahun sesudah
S2, dengan gelar doktor.
Program
diploma atau program nongelar memberi tekanan pada aspek praktis profesional
sedangkan program gelar memberi tekanan pada aspek ataupun aspek akademik
profesional.
Disamping
program diploma dan program sarjana, pendidikan tinggi (dalam hal ini LPTK atau
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dapat juga menyelenggarakan program
Akta mengajar yaitu Akta III, Akta IV, dan Akta V. Program ini diadakan untuk
melayani kebutuhan akan tenaga mengajar di satu sisi dan pada sisi yang lain
untuk melindungi profesi guru (tenaga kependidikan). Dengan ini dimaksudkan
bahwa seorang hanya dianggap sah memiliki kewenangan mengajar jika memiliki
sertifikat atau akta mengajar, Program Akta Mengajar merupakan program paket
kependidikan sebesar 20 SKS atau untuk lama studi satu semester (6 bulan) bagi
masing-masing jenjang Akta.
B. Pertumbuhan
penduduk dan Penyakit Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup
Migrasi
ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan
migrasi keluar adalah mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi
karena pada tempat orang itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai. Selain
itu juga kebanyakan kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah orang
yang melakukan migrasi.
Dalam
dalam masalah ini maka penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau
penyakit yang melanda penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang
terawat ataupun pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak
terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah
tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Untuk
menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih
banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam
semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha
secara terintegrasi dari semua sektor, termasuk organisasi-organisasi,
individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk pengembangan pembangunan
sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup
dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti
semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi
keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan hidup.
Kesehatanlah
yang rugi apabila lingkungan tidak lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia
akan makanan, air, sanitasi, dan tempat perlindungan yang cukup dan aman-
karena kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang tidak merata.
Kesehatanlah
yang rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak
ramah- seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata
atau supir-supir yang mabuk.
Kesehatan
manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa
kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang
kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian
lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses
pembangunan.
PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN KELAPARAN
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran.
Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu
mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan
demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada
pertumbuhan penduduk dunia.
Kelaparan adalah
suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan, biasanya
saat perut telah
kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu yang cukup lama.
Kelaparan adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan normal.
Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi yang
dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif
lama,biasanya karena kemiskinan, konflik politik,
maupun kekeringan cuaca.
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.
Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu
mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhanpenduduk
dunia.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertambuhan penduduk yaitu faktor kelahiran, kematian, dan
perpindahan. Kelahiran (Fertilitas) yang merupakan faktor alami.
Kelahiran adalah bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah. Kematian
(Mortalitas) yang juga merupakan faktor alami. Kematian adalah hilangnya
tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen atau berkurangnya penduduk pada
suatu wilayah. Perpindahan (Migrasi) yang merupakan faktor non-alami.
Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah
adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak
penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Macam-macam
pertumbuhan penduduk yaitu pertumbuhan secara alami, migrasi, dan total. Pertumbuhan
penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih
kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan
penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar.
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh
faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.
Dampak
pertumbuhan penduduk di suatu negara sangat banyak dan bermacam-macam. Dampak
pertumbuhan penduduk ini sangat merugikan keberlangsungan makhluk
hidup dan apabila tidak ada pencegahan dari pertumbuhan penduduk
ini, maka akan semakin banyak dampak dan membuat keberlangsungan hidup suatu
negara tidak lagi nyaman untuk ditinggali. Dampak dari pertumbuhan penduduk
yaitu lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang, semakin banyaknya
polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri,
peternakan, dll. Angka pengangguran dan kemiskinan meningkat. Angka
kesehatan dan kecukupan gizi masyarakat menurun sehingga dapat
menimbulkan penyakit baru. Pembangunan daerah semakin dituntut banyak.
Ketersediaan pangan sulit. Pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit.
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll. Kemiskinan berkaitan erat
dengan askes pelayanan kesehatan, pemenuhan kebutuhan gisi dan kalori. Dengan
demikian penyakit masyarakat umumnya berkaitan dengan penyakit menular, seperti
diare, penyakit lever, TBC dll. Juga penyakit kekurangan gizi termasuk busung
lapar, anemi terutama pada bayi, anak-anak dan ibu hamil. Kematian adalah
konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan karena kemiskinan ini. (kekurangan
gisi menyebabkan rentan terhadap infeksi). Baik itu kematian bayi baru lahir
(neonatal, kematian balita, kematian dewasa). Kaitan penduduk, kemiskinan,
kesejahteraan dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas,
morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah
tangga. Pengetahuan tentang aspek demografi akan membantu para policy makers
dan perencana program untuk dapat membuat kebijakan yang tepat sasaran serta
mengembangkan program yang tepat.
Penyebab
kemiskinan dan keterbelakangan banyak dihubungkan dengan individu seseorang
atau patologis, keluarga, sub budaya, agensi dan struktural. Penyebab
individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku,
pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah
penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan. Penyebab keluarga, yang
menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga
dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan
keuangan keluarga. Keluarga mempunyai tanggung jawab terhadap pemenuhan
kebutuhan pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dlll).
Perlu pemberdayaan keluarga. Penyebab sub-budaya (subcultural),
yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau
dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda
dengan keadaan tetangga adalah contohnya. Penyebab agensi, yang melihat
kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah,
dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang
dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil
dari struktur sosial.
Kelaparan adalah
suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkanmakanan, biasanya
saat perut telah
kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu yang cukup lama.
Kelaparan adalah bentuk ekstrem darinafsu makan normal.
Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi yang
dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif
lama, biasanya karena kemiskinan, konflikpolitik,
maupun kekeringan cuaca.
Fakta
mengenai kelaparan yang terjadi di Indonesia adalah tiap hari kurang-lebih
24.000 orang meninggal karena lapar atau hal-hal yang berkenaan dengan
kelaparan. Angka ini telah menurun kalau dibandingkan dengan sepuluh tahun yang
lalu yang berkisar sekitar 35.000 dan 45.000 untuk dua puluh tahun yang lalu.
Tiga perempat dari angka-angka kematian ini adalah anak-anak berumur dibawah
lima tahun. Kini, 10% dari anak-anak di negara berkembang meninggal sebelum
mereka berumur lima tahun. Angka ini menurun 28% dari lima puluh tahun yang
lalu. Kelaparan dan perang menyebabkan hanya 10% kematian karena lapar,
meskipun hal ini merupakan hal yang biasa kita dengar sehari-hari. Kebanyakan
dari kematian karena lapar disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat dari (keadaan
bahwa) penderita tidak dapat mendapatkan makanan yang cukup. Hal ini disebabkan
oleh kemiskinan yang sangat parah. Disamping kematian, malnutrisi juga
menyebabkan kerusakan indra penglihatan, kurang semangat, kelambatan
pertumbuhan badan dan meningkatnya kerawanan terhadap penyakit. Penderita
malnutrisi berat tidak berdaya untuk berfungsi melakukan kegiatan ringan
sehari-hari. Diperkiran bahwa didunia ada kira-kira 800 juta penderita
kelaparan dan malnutrisi, yaitu 100 kali lebih banyak dari yang meninggal
karena kelaparan dan malnutrisi itu setiap tahunnya. Pada hakekatnya,
dibutuhkan hanya sedikit bahan dasar saja untuk memungkinkan si miskin
berkesinambungan dalam memproduksi makanan. Termasuk dalam bahan dasar ini
adalah bibit yang berkualitas tinggi, alat-alat yang sesuai dan kemudahan dalam
mendapatkan air. Sekedar peningkatan dalam teknik pertanian dan cara
penyimpanan makanan juga akan menolong. Banyak pakar dalam bidang kelaparan
percaya bahwa pada akhirnya jalan terbaik untuk mengurangi kelaparan adalah
lewat pendidikan. Orang-orang yang berpendidikan adalah bibit yang terbaik
dalam meningkatkan diri dari kemiskinan yang menjadi penyebab kelaparan.
Kesimpulan
Negara
Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis serta
budaya.Kemajuan negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan di
Negara tersebut, kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat menjadi
jaminan untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah
penduduk yang semakin tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia
pendidikan merupakan pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem
ketransmigrasian juga akan mendukung pemerataan penduduk. Jadi, peningkatan
kualitas Pendidikan dan keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki
kuterpurukan dalam mengurus kepadatan penduduk yang semakin hari kian membludak.Oleh karena
pertumbuhan penduduk dipengaruhi Tingkat pendidikan, Penyakit yang
Berkaitan dengan Lingkungan Hidup, Kelaparan, Kemiskinan dan Keterbelakangan.
Maka kita harus bisa memperbaiki semua masalah itu,dan mulai mencari jalan
keluar yang terbaik agar semua permasalahan dinegara kita bia terselesaikan.Dan masyarakatnya
pun bisa hidup dengan sejahtera, karena tidak dipungkiri bahwa Indonesia
merupakan Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Jadi tidak masuk akal kalau
masyarakatnya kebanyakan hidup dibawah garis kemiskinan. Berikut penampilan vidio tentang pertumbuhan penduduk di indonesia
Daftar Pustaka
https://duniasehatcom.wordpress.com/2016/11/11/perkembangan-penduduk-indonesia-ilmu-teknologi-dan-pengetahuan-lingkungan/
http://ddsgpunya.blogspot.co.id/2013/01/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat.html
http://sihombingeunike.blogspot.co.id/2017/04/pertumbuhan-penduduk-dan-kelaparan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk
Komentar
Posting Komentar